pasang iklan disini

Kesalahan Besar Menilai Dengan Sebelah Mata


   
 Setiap orang di muka bumi ini pasti merasakan apa itu jatuh cinta, kasih sayang, kemudian sakit hati, kecewa, marah, dan lain sebagainya. Namun, pada dasarnya semua itulah yang mewarnai dan membumbui kehidupan ini agar semuanya terasa indah. Sebagai contoh saja, kalian tau bahwa pare itu pahit, cabe itu pedas, garam itu asin, dan gula itu manis. Semuanya akan menjadi tak enak dan membosankan ketika kita hanya memakan salah satunya saja, namun ketika semua rasa tersebut dicampur dan diolah sedemikian rupa maka akan menjadi sebuah hidangan yang enak nan lezat.

    Begitupula dengan kehidupan ini semua itu akan berjalan dengan indah, tatkala kita mampu mencampur dan mengolah berbagai macam rasa itu. Rasa yang ada dalam diri kita itu memang beragam tak mampu rasanya untuk menjelaskan satu-persatu, baik itu adalah rasa yang kita sukai atau rasa yang kita benci.

   Pada dewasa ini seringkali kita melihat dan merasakan sendiri bagimana dampak perasaan seseorang, hanya seseorang saja mampu mengubah dan membuat mata seluruh dunia menatap kepadanya, atau ketika seseorang menungkapkan perasaannya, apa yang ada dibenaknya
saja kemudian, banyak orang yang menganggapnya dengan sesuatu tuduhan ataupun pujian, dan mampu membut suatu masalah besar atau bahkan “masalah internasional”.

     Pada dasarnya masalah besar itu sebenarnya tidak akan terjadi ketika kita mampu memanajemen perasaan dan ucapan kita saat ini, terlebih lagi bahwa saat ini kita berada dalam dunia yang penuh dengan kemutahiran teknologi informasi. Dimana, setiap apa yang kita ucapkan walau hanya dengan dalih mengungkapkan perasaan/pendapat adalah hak kita  namun, faktanya hak yang kita punya justru akan menjadikan malapetaka bagi kita sendiri.

     Untuk itu dalam artikel kali ini penulis memberikan judul yang berulang dengan susunan yang berbeda, “kacamata sebelah atau sebelah kacamata”, sebenarnya artikel ini ditulis karena melihat kondisi kebnanyakan orang sekarang sudah pengen terkenal dengan mengajukan kepandaiannya dalam menuntut hak atas pendapatnya. Artinya kita seharus tidak selamanya menganggap
apa yang menjadi hak kita tidak selamanya bisa menjadi hak kita dan tidak selamanya pula baik untuk kita.
Jika kita melihat sesuatu dengan dua atau lebih sudut pandang yang berbeda, Insya Allah akan menjadi sesuatu yang indah dan baik.

Melihat Dengan Sudut Pandang Yang Berbeda, Dengan Kacamata Yang Terbaik
         Kalian pasti pernahmerasakan kesedihan, marah, ataupun kecewa. Semua itu akan selalu terjadi selamanya. dan permasalahannya adalah apakah kita terlarut dalam perasaan itu atau tidak ?
Pada umunmnya terlarut pada perasaan yang menyedihkan tersebut akan membuat kita semakin terpuruk. Mengapa ?. karena, hidup ini sangatlah singkat, lalu kenapa kita membuang-buang waktu  dengan hanya “menikmati” keterpurukan tersebut...?
Lalu, bagaimana kita bisa saling memahami antara yang tersakiti dan yang “katanya” menyakiti ?. satu-satunya jalan hanyalah bagaimana kita melihatnya. jika kita hanya melihat bahwa perlakuan tersebut pada kita sangatlah menyakitkan maka, cobalah melihat dari sudut pandangnya. Dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk kita sendiiri....” apakah dia tidak tersakiti atas perlakuannya sendiri....?” , “mungkin ini jalan terbaikku, lalu bagaimana dengan dirinya...?”, “apakah dia selalu merasa baik, saat memberikan keputusan yang menyakitkan itu....?” .
Dan buatlah semua pertanyaan yang tdak memihak pada dirimu sendiri, hal ini akan menjadikan hatimu menjadi tegar dan kuat, bukan malah mengasihani dirimu sendri dengan cara keterpurukan tersebut.

Jangan Pernah Menghina atau Mencaci Maki
Sangat tidak heran ketika seseorang sakit hati maka yang Ia rasakan sangatlah marah, sehingga terkadang sulit atau bahkan tak mampu mengendalikan kemarahannya tersebut alhasil, yang terjadi hanyalah kata-kata yang tidak mengenakan hati mulai keluar dari mulutnya,
Memang sesaat setelah meluapkan emosi melalui kata-kata kita akan merasakan perasaan puas, lega. Namun itu hanya sesaat setelah, beberapa waktu kemudian perasaan bersalah yang sangat mendalam justru akan menancap di hati kita. Mengapa....? itu karena segala sesuatu yang memang berlawanan dengan hati kecil kita itu memang terasa menyenangkan namun itu hanya “sesaat saja”.
Sebagai contoh saja kamu adalah orang yang tak suka dengan rokok, namun ternyata kamu melawan hal itu karena penasaran, akhirnya kamu mencoba untuk mulai menghisap satu, dua buah batang, memang pada awalnya kesenangan dalam diri kita akan timbul. Tetapi sebaliknya ketika kita menengok pada sisi kerugiannya sangatlah besar. Dan lebih parahnya lagi kerugian tersebut malah dirasakan juga oleh orang-orang sekitar kita.
________________________________________________________________________________
Intinya pada penghujung  tulisan ini menurut saya, sakit hati, kecewa dan lain sebagainya itu hal yang lumrah/wajar dan memang harus kita ikuti saja alurnya. Tak perlu membuat hal-hal yang di luar kewajaran, yang mana pada akhirnya akan membawa kita kedalam jurang penyesalan.

Inget sob, jalan kita masih lah panjang, kalau memang selama kita hidup ini belum bermanfaat bagi orang lain , jangan dulu deh coba-coba berani mati.......  maksudnya, mari perbanyak kebaikan dalam diri kita dan juga untuk orang lain walau terkadang kita gak dibaikin tapi, tak apa lanjutkan saja kebaikanmu kawan........ Salam


EmoticonEmoticon